Categories
Diskusi

Irasional (untuk Manusia)

Berikut ini tulisan lama saya tentang perilaku (ekonomi) manusia. Absurd, karena memang hanya berisi “keluhan” dan “hujatan”. Tulisan ini terinspirasi dari kuliah massive online open course (MOOC) Irrational Behavior oleh Profesor Dan Ariely. (Sulit mengharapkan ini menjadi inspirasi).

Mereduksi proses enam pekan menjadi hanya belasan hari mungkin bukan langkah yang bijaksana. Tingkat “keberhasilan” rendah juga menjadi risiko yang nyata.

Kalimat pembuka di atas tak perlu Anda pahami, apalagi merenungkannya. Saya pikir itu sia-sia. Itu hanya pertentangan internal yang sebaiknya tidak dibahas lebih lanjut.

Tulisan sebenarnya barawal dari sini.

Hampir enam bulan dinamika baru ini saya alami. Dinamika yang bagi saya hanya dilandasi persoalan tempat saja. Namun, dinamika tempat ternyata sama cepatnya berkembang seperti lalat beranak pinak. Tidak mutlak berubah, namun berkembang karena tak ada alasan yang jelas. Mengalir meski tidak begitu saja.

“Berkembang” sebenarnya bukan kata yang sreg bagi saya, karena sebagian darinya justru berujung kemunduran dari evolusi keiinginan. Porsinya masih sedikit, namun jelas membuat otak saya semakin sesak dengan sejumlah hal hampir mustahil dicapai tanpa keberuntungan.

Tulisan selanjutnya mungkin akan membantu Anda untuk mengerti apa sebenarnya yang saya maksud.

Ini adalah tentang pilihan-pilihan. Pilihan sebenarnya bagi orang yang (memilih) percaya dia sedang menjalani hidup. Tak hanya soal kebendaan, tapi juga ketiadaan yang hanya tampak dalam formulasi Matematis. Ya, Matematis.

Tentang pilihan itu, saya semakin menyadari memilih adalah bagian tersulit dari permainan peluang. Permainan yang sangat membosankan karena tidak ada menang, kalah, gagal atau berhasil. Hanya ada terus, terus dan terus. Memaksa berhenti hanya akan membawa ke awal permainan.

Dari sudut pandang kebendaan, pilihan adalah rekan tak terpisahkan. Rekan karena dia mungkin dekat, menemani dan kerap menawarkan kenyamanan. Tapi rekan juga bisa sangat absurd dalam kondisi tertentu.

Kerumitan memicu munculnya pilihan, tapi bisa juga sebaliknya. Salah satu ilustrasi sederhana adalah saat kita memilih antara menambah atau mengurangi bilangan dan mengalikan atau membaginya. Kalimat sebelumnya mungkin tak nyaman buat Anda, tapi percayalah itu sangat sederhana.

Apa saja pilihan yang ada? Mana yang terbaik? Adakah alternatif? Dan seterusnya, seterusnya. Saya pikir jawabannya tak sesingkat pertanyaannya bila kita tidak berpikir dan merasa logis (perihal logika bisa jadi dipertentangkan, namun anggap saja ini “logika” dalam bahasa biasa sebiasabiasanya yang tidak perlu diperdebatkan).

Jawaban yang sangat singkat atas pertanyaan itu seringkali dapat kita temukan bila kita memikirkan lebih lanjut, dengan logika maupun merasa dapat berlogika. Anda yang enggan melakukannya jelas punya hak.

Anda yang memikirkannya dan sampai pada kata “TIDAK” saya pastikan Anda jauh lebih paham daripada saya tentang hal ini. Berhenti di sini, tak perlu membaca tulisan ini lebih lanjut. Ini sampah bagi Anda. Selamat.

Bagi yang berbeda, ada beberapa kemungkinan, bisa jadi Anda sangat pintar atau bisa juga Anda sangat berkelebihan. Kemungkinan lainnya adalah Anda menganggap saya gila. Kemungkinan lain? Silakan memilih sendiri, ingat tulisan ini tentang pilihan-pilihan. Saya tidak ingin membenarkan maupun menyalahkan.

Sekarang mari bergeser dari sudut pandang permainan formulasi yang lebih teknis dan mudah-mudahan menyenangkan. Satu ilustrasi lagi agar kita bisa sama-sama menyelam dalam pilihan-pilihan dan kerumitan yang dalam, dalam dan sangat dalam.

Bayangkan Anda adalah seorang penulis zaman pra-Google. Suatu waktu kertas Anda habis di tengah keasyikan menuangkan gagasan dan ide. Anda pergi ke toko dan mendapati sejumlah pilihan, ada tinta spesial, ada kertas spesial namun ada pula paket spesial tinta plus kertas (boleh juga dibilang spesial spesial).

Kertas spesial harus Anda tebus dengan tiga keping koin. Tinta? lebih mahal, boleh dimiliki dengan tujuh keping koin. Anda berjalan di ujung etalase dan menemukan paket spesial spesial (tinta plus kertas) bermahar tujuh keping koin. Mana yang akan Anda pilih?

Ilustrasi di atas mungkin sangat konyol dan dangkal bagi Anda. Tak apalah. Tapi cobalah mengonyolkan diri dengan membuat satu saja pilihan. Yang mana? Saya tidak sedang menguji kejujuran Anda, sekali lagi itu hanya ilustrasi. Ini bukan tentang Anda, tapi saya.

Sampai di sini tiba-tiba saya tak berminat melanjutkan lagi tulisan ini. Cukup, saya muak. Mudah-mudahan obat ini tak membuat otak saya cedera semakin parah…

Leave a comment